East Ventures: Vitamin atau Pain Killer?

 

 

 

East Ventures adalah perusahaan pemodal ventura yang memiliki sepak terjang cukup baik di Indonesia. Mereka telah mendanai banyak startup yang berdiri di Indonesia dan berhasil menjadikan perusahaan yang mereka biayai masuk ke dalam kategori unicorn.

Perusahaan pemodal ini memiliki kriteria untuk perusahaan startup yang akan didanainya. Seperti apakah kriteria tersebut?

Vitamin atau Pain Killer?

Vitamin bersifat dimakan oke, tidak dimakan juga tidak apa-apa. Sedangkan pain killer sifatnya solving problem. Sehingga East Ventures memilih perusahaan startup yang bersifat pain killer karena menyelesaikan masalah. Perusahaan inilah yang memiliki potensi menjadi besar di kemudian hari.

Perusahaan yang bersifat seperti vitamin adalah penting tidak penting. Perkembangannya sulit ditebak, arahnya belum teratur. Sementara perusahaan yang bersifat pain killer akan menemukan solusi dari permasalahan paling krusial sehari-hari seperti masalah transportasi. Saat ini di Indonesia telah memiliki startup yang mengatasi permasalahan transportasi dengan membuat aplikasi transportasi online dan perusahaan tersebut telah menjadi startup unicorn yang mana artinya telah memiliki keuntungan di atas US$ 1 Miliar.

Baca Juga : Berkenalan dengan Financial Technology

Founder Cerdas

Menurut East Ventures, apabila founder cerdas, produknya sudah pasti bagus. Sebab produk yang tepat sasaran salah satunya berasal dari founder yang cerdas. Founder yang jago, tahu local execution dan global knowledge adalah founder-founder yang disukai sehingga dalam proses menjalankan perusahaan, pemodal tidak perlu mengajarkan, cukup memberi tahu apa yang tidak boleh dilakukan sehingga sang founder dapat mengembangkan idenya menembus cakrawala. Kesuksesan perusahaan rintisan tersebut juga tidak tergantung kepada pemodal ventura.

Kesuksesan

Tingkat kegagalan East Ventures adalah sekitar 20%, dari lima startup yang dibiayai, ada satu yang mati. Bila dibandingkan dengan Silicon Valley, mereka menginvestasi ke 10 startup, 9 yang mati. Baginya, semakin tinggi failure ratio (FR) akan semakin bagus. Sebab artinya investor tersebut berani berinvestasi dengan high risk. Semakin tinggi FR, semakin bagus inovasi yang dibuat. Sebab kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Jika langsung berhasil, kita tidak tahu letak kesalahannya di mana.

(sumber : https://id.techinasia.com/east-ventures-vc-top-asia-tenggara )

East Ventures tidak menyebut dirinya sudah profit. Dapat dikatakan rugi sebab memang mereka bermain di investasi high risk karena tidak ada agunan dan merupakan jenis investasi jangka panjang. Menurutnya, sangat sulit menghitung untung atau rugi. Namun, ada patokan yang dapat dijadikan tolok ukur yaitu negara Amerika Serikat. Di sana, suatu perusahaan baru dapat melakukan IPO di umur sekitar 7-8 tahun. Maka, mereka mengatakan beberapa tahun lagi baru dapat menjawab pertanyaan untung-rugi. Saat ini sedang melakukan burn-mode, namun mereka menganggap karakter bisnisnya memang seperti ini. Investasi yang diberikan oleh mereka berkisar di bawah US$ 500ribu per startup.